Foto: AJP |
RamahNUsantara, Bogor - Mendengar sebuah kata ideologi Islam, perlu pemahaman apa itu ideologi dan apa itu Islam.
Ideologi berasal dari kata Yunani yaitu ideo dan logos yang berarti penyatuan antara ide dan logika.
Berbeda dengan Islam yang merupakan wahyu dan hasil ciptaan Tuhan.
Ideologi, adalah “Keyakinan-keyakinan dan gagasan-gagasan yang ditaati oleh suatu kelompok, suatu kelas sosial, suatu bangsa atau suatu ras tertentu”. (Ali Syariati)
Ideologi, adalah “Pandangan hidup yang dikembangkan berdasarkan kepentingan golongan atau kelas sosial tertentu dalam bidang politik atau sosial ekonomi”, (Karl Marx)
Ideologi, adalah “sekumpulan gagasan yang secara logis berkaitan dan mengidentifikasikan nilai-nilai yang memberi keabsahan bagi institusi politik dan pelakunya”, (C.C Rodee)
Dengan bahasa lain ideologi hanya terbatas sebagai gagasan berdasarkan kepentingan kepentingan pola pikir, ide manusia “inspirasi”, cita cita dalam politik dan kehidupan sosial budaya.
Lain halnya dengan Islam, yang menurut bahasa, kata Islam berasal dari kata aslama yang berakar dari kata ‘salama’.
Kata Islam merupakan bentuk ‘mashdar’ (infinitif) dari kata ‘aslama’.
الإسلام مصدر من أسلم يسلم إسلاما
Kata ‘salm’ memiliki arti damai atau perdamaian. Ini merupakan salah satu makna dan ciri dari Islam, yaitu bahwa Islam merupakan agama yang mengajarkan umatnya untuk cinta damai atau senantiasa memperjuangkan perdamaian, bukan peperangan atau konflik dan kekacauan.
Islam adalah rahmatan lil alamin, sebagai rahmat untuk segenap alam dan petunjuk Allah bagi kehidupan manusia agar bisa mendapatkan rahmatNya.
Islam diturunkan kepada Nabi Muhammad saw melalui wahyu dari Allah swt dengan perantaraan Malaikat “zat cahaya” sebagai agama, dan bukan sebagai ideologi.
Agama itu jauh lebih mulia dan luhur daripada ideologi, “Kami tidak mengutus engkau, wahai Muhammad, melainkan sebagai rahmat bagi seluruh manusia” (QS. Al Anbiya: 107)
Jika Islam diperlakukan sebagai ideologi bukan dipahami sebagai agama, jangan harap Islam menjadi rahmat untuk seluruh alam.
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah. (Tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui." (QS. Ar-Ruum: 30)
Penulis:
Syarif Cakhyono
(Ketua LTN NU Jakarta Timur)