Foto: NU Online |
RamahNUsantara, Palangkaraya - Perhelatan akbar Musyawarah Nasional Alim Ulama dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama (Munas-Konbes NU) yang bakal di Lombok, Nusa Tenggara Barat, 23-25 November mendatang, diawali dengan serangkaian diskusi di tiga zona.
Zona tersebut antara lain Indonesia tengah yang dipusatkan di Palangkaraya, Kalimantan Tengah; Indonesia timur di Manado, Sulawesi Utara; dan Indonesia barat di Bandar Lampung, Lampung.
Ahad (8/10) ini, diskusi Pra-Munas dan Konbes NU digelar di Palangkaraya. Forum yang diikuti para utusan dari seluruh Pengurus Cabang NU (PCNU) dan Pengurus Wilayah NU (PWNU) se-Pulau Kalimantan ini mengangkat tema "Kesenjangan Sosial dan Penguatan Ekonomi Warga”.
Menurut Sekretaris Panitia, Ulil Hadrawi, diskusi Pra-Munas dan Konbes NU berikutnya akan berlangsung di Manado, 27 Oktober. Forum tersebut bakal fokus pada isu kebinekaan dan perdamaian. "Pembicaranya akan datang dari para pakar dan lintas agama," katanya.
Sementara itu, diskusi tentang penguatan organisasi menjelang satu abad NU akan menjadi pamungkas dari rangkaian diskusi Pra-Munas dan Konbes NU yang melibatkan PCNU dan PWNU dari berbagai daerah. Diskusi yang dijadwalkan pada 4 November ini diselenggarakan di Bandar Lampung.
Panitia berharap, butir-butir pikiran yang berkembang di seminar Pra-Munas dan Konbes NU menjadi bahan penting materi rekomendasi NU kepada Pemerintah agar fokus mengatasi berbagai permasalahan di republik ini, yang akan dirumuskan di Munas dan Konbes 2017 di NTB.
Rencananya Munas-Konbes NU akan dibuka secara resmi oleh Presiden Joko Widodo. Forum tertinggi NU setelah Muktamar ini akan dipusatkan di sedikitnya lima pesantren dengan mengusung tema "Memperkokoh Nilai Kebangsaan melalui Gerakan Deradikalisasi dan Penguatan Ekonomi Warga". (Mahbib)