BACA TERKINI

ads header

Jumat, 06 Oktober 2017

Dengan Shalat, Allah Menyelesaikan Masalah Kita

0
Foto: RamahNUsantara (7/10/17)

RamahNUsantara, Jakarta - Shalat merupakan kewajiban pertama bagi seorang muslim, entah karena akil baligh atau muallaf (baru masuk Islam). Bahkan, di akhirat nanti atau pada yaumul hisab (Hari Penghitungan Amal), shalatlah yang akan dihisab terlebih dahulu. Sehingga, manakala hasil hisab tersebut, ternyata shalat kita tidak "beres", maka amal-amal yang lain pun, belum tentu akan dihitung. Inilah salah satu nilai luar biasa melaksanakan shalat. 


Bukan hanya itu, perintah kewajiban shalat diberikan langsung oleh Allah swt kepada Nabi Muhammad SAW, saat beliau menjalani Isra’ dan Mi’raj dari Makkah tempat tinggal Rasulullah menuju Baitul Maqdis atau Masjdil Aqsha di Palestina dan naik ke Sidratul Muntaha. Dimana kemudian Baginda Rasulullah berhadapan langsung dengan Allah. 


Bandingkan dengan kewajiban-kewajiban ibadah lainnya. Allah menyampaikannya melalui Malaikat Jibril dalam bentuk wahyu atau hadits Qudsi, seperti kewajiban zakat, puasa dan haji bagi umat Islam.
 

Bahkan, Allah yang memanggil hambanya untuk menunaikan shalat 5 (lima) waktu. Dan, saat itulah, Allah sebenarnya ingin menyelesaikan semua persoalan yang dihadapi hambanya. Mulai dari urusan dunia sampai urusan akhirat. Seperti urusan kehidupannya sehari-hari dalam kaitan dengan sesama manusia sampai urusan yang terkait hubungan dengan Allah.
 

Dan, yang luar biasa lagi saat shalat, adalah saat sang hamba berhadapan langsung dengan Tuhannya. Allah Subhanahu wa ta’ala ketika berhadapan itu, maka Allah menunggu hambanya mengajukan permintaan apa saja. Dan, Allah akan mengabulkannya.
 

Itu terjadi, saat kita membaca Surat Al Fatihah yang merupakan rukun shalat. Artinya, bacaan surat itu menjadi kewajiban yang mutlak dibaca bagi seseorang yang melaksanakan ibadah shalat selain bacaan Tasyahud atau Tahiyat. Dan, dua bacaan itu sama-sama menggambarkan dialog antara seorang hamba dengan Allah Yang Maha Kuasa.
 

Seperti diceritakan dalam suatu Hadits Qudsi. Ketika seorang hamba mengucapkan: Bismillahirrahmanirrahim. Allah meresponnya dengan mengatakan : Lihatlah, hambaKu menyebut namaKu Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Ketika hamba mengucapkan : Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin. Allah mengatakan : Hambaku memujiKu. Saat hamba mengucapkan : Arrahmanir Rahim. Allah mengatakan : Hambaku menynjungKu. Sampai sang hamba membaca : Maliki Yaumiddin. Allah mengatakan : Hambaku mengagungkan Aku.
 

Puncaknya ketika sang hamba mengucapkan : Iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in. Allah menjawabnya : Ini adalah perjanjianku dengan hambaKu. Manakala mereka minta apa saja kepadaKu, maka wajib bagiKu untuk mengabulkannya. Ini benar-benar luar biasa.
Lantas apa yang diminta oleh sang hamba? Bacaan selanjutnya adalah : Ikhdinas syirathal mustaqim. Arti harfiahnya adalah : Tunjukkan kami kepada jalan yang lurus. Para mufassir menjelaskan, kalimat itu merupakan kalimat majas atau kiasan dalam Ilmu Balaghah. Maksud sebenarnya adalah : Jalan kemudahan untuk menyelesaikan semua masalah yang dihadapi sang hamba hingga meraih kemenangan atau kebahagiaan.
 

Kenapa mereka menafsirkannya seperti itu? Ini terkait dengan panggilan Muadzin saat mengucapkan : Hayya ‘alas shalah dan dilanjutkan dengan Hayya ‘Alal Falah (Ayo kita shalat dan ayo kita menuju kemenangan atau kebahagiaan) Sehingga, Ikhdinas shirathal Mustaqim maksudnya adalah saaat shalat itulah Allah ingin menyelesaikan semua persoalan yang dihadapi atau diinginkan oleh hambanya. Bahkan, kalimat selanjutnya : Shirathal ladzina an’amta ‘alaihim walad dhaalin. 

Arti harfiahnya adalah : Jalan yang mendapat kenikmatan dan bukan kesesatan. Tetapi inipun majas, maksudnya adalah : Jalan kemudahan untuk meraih kemenangan atau kebahagiaan bagi HambaNya.
Makanya, ketika kita shalat dan saat membaca Al Fatihah harus kita resapi bahwa kita sedang menghadap kepada Allah SWT dengan memahami secara baik dan betul bacaan Al Fatihah. Ini sesuai dengan Hadits Qudsi yang lain, dimana tiba-tiba Malaikat Jibril bersimpuh di hadapan Rasulullah dan bertanya.. Mal Iman, Mal Islam dan terakhir Mal Ikhsan. Jibril bertanya : Mal Ikhsan? Al Ikhsanu anta’budallalu ka annaka tarahu. Fail lam tarahu, fainnahu yaraka (Ikhsan itu, jika kamu beribadah (kepada Allah) seakan-akan kamu melihat Allah. Jika tidak bisa melihatNya, sesuangguhnya Dia melihatmu). 



Itulah Al Fatihah sebagai rukun shalat yang wajib dibaca setiap kita melaksanakan shalat. Bacaan lainnya yang wajib dan menjadi rukun shalat adalah Tasyahud atau Tahiyat. Bacaan ini merupakan dialog antara Rasulullah SAW dengan Allah SWT. Peristiwa itu terjadi sesaat seusai Rasulullah menerima perintah shalat 5 waktu.


Rasulullah menghadap Allah sendirian. Malaikat Jibril yang mendampingi Rasulullah sejak dari Makkah hingga ke Masjidil dan Mi’raj ke atas langit, ketika Rasulullah mau menghadap Allah di Sidratul Muntaha, Malaikat Jibril tidak mengikutinya. Suatu riwayat menyebutkan, Malaikat Jibril tidak mampu menghadap Allah dan hanya Rasulullah lah yang mampu menghadap kepada Allah SWT.


Saat menghadap kepada Allah, Rasulullah bersimpuh sebagaimana kita membaca Tasyahud. Attahiyatul mubarakatus shalawatut thayyibau lillah (Kemulyaan barakah serta shalawat thayyibah bagi Allah) Dijawab oleh Allah : Asshaalamu ‘alaika ya ayyuhannabiyyu wa rahmatullahi wa barakatuh (Keselamatan untuk engkau, wahai nabiku serta rahmat dan barakahNya) Dijawab oleh Rasulullah : Assalamu ‘alaina wa ‘ala ibadillahissahlihin (Keselamatan itu untuk kami dan hamba-hamba yang shaleh)


Perhatikan jawaban Rasulullah. Sebelumnya Allah mengatakan : Keselamatan untuk engkau wahai Nabiku. Kata-kata engkau menunjuk pada orang ke dua tunggal, yakni Rasulullah sendiri. Tetapi Rasulullah menjawabnya : Keselamatan itu untuk kami.... Kami adalah menunjuk pada orang ke dua jamak atau litta’dhim, mengagungkan lawan bicaranya. Tetapi, kalimat ‘’kami’’ di sini menunjukkan Rasulullah pada derajatnya yang luar biasa. Beliau selalu melibatkan umatnya dalam segala kebahagiaan, seperti saat menjawab jawaban Allah yang menggunakan kata ‘’kami’’. Maksud Rasulullah adalah, keselamatan itu bukan hanya untuk dirinya sendiri, melainkan juga untuk seluruh umatnya. Luar biasa


Selanjutnya Rasulullah mengucapkan : Asyhadu Anlailaha illallah (Saya bersaksi, tidak ada Tuhan selain Allah) Allah pun menjawab : Wa asyhadu Anna Muhadar Rasulullah (Dan Saya bersaksi, Muhammad Utusan Allah). Lantas Allah meneruskan : Allahumma shalli ‘ala Sayyidina Muhammad wa ‘ala ali sayyidina Muhammad (Shalawat untuk Sayyidina Muhammad dan para ahlinya) Dijawab oleh Rasulullah : Kama shallaita ‘ala sayyidina Ibrahima wa ‘ala ali sayyida Ibrahim (Sebagaimana shalawat untuk Nabi Ibrahim dan para keluarganya). Allah melanjutkan : Wa barik’ala sayyidina Muhammad wa’ala ali Sayyidina Muhammad (Barakah untuk Sayyidina Muhammad dan para keluarganya) Diawab oleh Rasulullah : Kama barakta ‘ala sayyidina Ibrahima wa’ala ali sayyidina Ibrahim (Sebagaimana barakahMu untuk Sayyidina Ibrahim dan keluarganya). Ditutup oleh Rasulullah dengan memngucapkan : Fil ‘alamina innaka hamidunmajid.


Jadi, shalat itu adalah bertemunya hamba dengan Allah (secara langsung). Untuk itu, sudah seharusnya, kita harus berusaha untuk bersikap penyerahan secara total dengan sikap tawaddu’ serta menggunakan pakaian terbaik kita. Jangan sampai, untuk shalat kita hanya memakai pakaian apa adanya sebagaimana pakaian untuk main-main atau pakaian dalam bekerja. Kita perlu secara khusus berpakaian pakaian terbaik kita, bahkan perlu juga menggunakan harum haruman sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah SAW setiap melaksanakan shalat.


Pakaian shalat mestinya harus lebih baik dari pada ketika menghadap pejabat negara, seperti menghadap Menteri atau Presiden. Menghadap mereka, pasti kita akan memakai pakaian terbaik yang kita miliki. Sedangkan menghadap Allah saat shalat, kita pakai pakaian seadanya. Padahal, Allah itu Tuhan Pencipta kita dan dunia serta seluruh isinya.


Penulis:
Bahar Maksum
(Sekretaris LTN NU Jakarta Timur)
Author Image
AboutKhazanah Islam

Soratemplates is a blogger resources site is a provider of high quality blogger template with premium looking layout and robust design

Tidak ada komentar:

Posting Komentar