Foto: SuyudLukman (09/10/17) |
RamahNUsantara, Jakarta, - Sebuah kisah ilustrasi sederhana, Firas kecil waktu masih duduk di kelas 2 Sekolah Dasar semangat belajarnya begitu tinggi, sebagai orangtuanya Pak Sadikin dan Bu Endah merasa bangga dan senang. Tugas yang diberikan guru di sekolah, saat di rumah Rahmat kerjakan dengan cepat. Seiring waktu berlalu tak terasa Firas proses pendidikannya berlanjut kejenjang berikutnya yaitu naik ke kelas 3. Di kelas ini Firasbersosialisasinya lebih menonjol, teman-temannya semakin bertambah, disisi lain karena temannya banyak kini belajarnya mulai berkurang, bahkan malas belajar. Prestasi belajar di kelas menurun, Pak Sadikin dan Bu Endah tidak kurang-kurang menyuruh anaknya agar mau belajar, tetapi Firas kecil seakan bersikap menolak, keinginan belajarnya kalah dengan rasa malasnya. Bermain, hal-hal yang bersifat game lebih dia gemari, membuat kedua orangtuanya serbasalah bagaimana cara menangani situasi seperti ini.
Ilustrasi di atas bisa jadi dialami banyak orangtua dalam menghadapi perkembangan anak dan proses belajaranya.
Ayah dan Bunda, jika anak-anak kita sudah terbiasa untuk selalu diajak bermain tanpa ada latihan dalam belajar maka mereka akan keenakan, mereka akan selalu nyaman dengan permainan mereka dan ketika mereka diajak untuk belajar maka mereka akan mulai enggan dan lama-kelamaan akan menjadi anak yang malas belajar. Apakah bermain merupakan faktor anak malas dalam belajar? Tentu, karena sejak kecil atau sejak bayi, hampir semua orang tua di dunia ini memperkenalkan anak-anak mereka dengan permainan dan hal pertama yang anak-anak kenal adalah permainan. Untuk itulah, melatih anak dalam belajar sejak kecil adalah sangat penting artinya bagi tumbuh kembang anak, bermain merupakan kebutuhan anak namun belajar juga sangat penting untuk perkembangan otak anak.
Namun bagaimana jika orang tua sudah terlanjur hanya memberikan atau mengenalkan permainan kepada anak-anak sejak kecil dan membuat anak-anak menjadi malas dalam belajar?
Selama orang tua masih mau mendidik anak-anak mereka maka tidak ada kata terlambat untuk menjadikan anak-anak menjadi anak yang cerdas, yang rajin belajar meskipun anak sangat malas untuk melakukannya.
Dan berikut cara mengatasi anak malas atau sulit belajar secara tepat dan mudah:
Jadwal Jam Belajar
Hal pertama yang harus dilakukan untuk anak yang malas belajar adalah buatlah jadwal jam belajar untuk anak, tidak hanya belajar tapi jadwal bermain juga perlu dilakukan dengan begitu anak tahu kapan harus bermain dan kapan harus belajar namun untuk pertama kali beri porsi waktu yang tidak terlalu lama dalam belajar anak. Lakukan secara bertahap, jika jam belajar anak lebih panjang dari jam bermain mereka maka kemungkinan mereka akan menjadi bosan.
Dengan menggunakan jadwal seperti ini, tidak hanya melatih anak terbiasa dengan proses belajar mereka namun juga melatih anak dalam disiplin dan bertanggungjawab
Suasana Belajar
Suasana bermain dan belajar tentu memiliki perbedaan yang besar, bermain lebih menyenangkan bagi anak-anak. Belajar selalu membuat anak bosan dalam melakukannya. Jika suasana belajar anak sudah tidak menyenangkan maka jangan harap anak menjadi giat dalam belajar. Untuk itu, jika selama ini suasana belajar merupakan faktor anak menjadi malas, cobalah ganti suasana belajar anak menjadi lebih menyenangkan misalnya dengan belajar sambil atau belajar sambil menonton film yang ada pendidikannya.
Dengan begitu, anak akan merasa lebih senang dalam belajar, namun begitu jangan terlalu sering memberikan cara-cara seperti itu karena tidak baik untuk perkembangan otak anak.
Foto: SuyudLukman (09/10/17) |
Dukungan Untuk Anak
Jangan biarkan anak sendirian dalam menghadapi masalahnya, selalu berikan dukungan dan motivasi. Apapun yang dialami oleh sang anak dengan belajarnya jangan pernah membuat anak menjadi tidak percaya diri. Misalnya ketika anak mendapatkan nilai yang jelek jangan langsung memarahi sang anak tapi cobalah tanyakan secara baik-baik, penuh kelembutan dan kasih sayang, toh mereka mendapatkan hasil yang kurang memuaskan tersebut juga bukan kehendaknya, bukankah Anda sudah menemaninya belajar sebelumnya? Nah kalau hasil tidak sesuai, tanyakan lagi ada apa dan kenapa? Dengan cara seperti ini anak akan menjadi lebih semangat lagi dalam belajar.
Ulangi Pelajaran
Ketika anak pulang sekolah, satu hal yang membuat mereka segera sampai di rumah adalah ingin segera bermain bersama kawan-kawannya. Untuk itu mulailah anak di ajari untuk mengulang apa yang didapat di sekolah atau paling tidak tanyakan kepada anak, apa yang didapat dari sekolah.
Dengan melakukan cara ini akan membuat anak menjadi disiplin dan bertanggungjawab dan tentunya minat belajar akan semakin meningkat.
Belajar Menjelang tidur
Orang tua pasti banyak yang melakukan cara ini, anak dibacakan surat-surat pendek Al-Qur'an, berdongeng, bernyanyi, dan belajar menghitung. Cara ini adalah bagus untuk meningkatkan kecerdasan anak, anak akan lebih mudah mengingat setelah bangun tidur besok pagi
Orang tua adalah contoh yang baik
Ketika anak dalam masa tumbuh kembang, tentu hal pertama yang mereka lakukan adalah meniru apa yang dilakukan oleh orang tua. Begitu juga dalam belajar, apakah orang tua juga harus belajar? Tentu, jika orang tua gemar membaca maka anak akan melakukan yang sama
Batas Waktu Belajar
Jangan biarkan anak-anak belajar selama berjam-jam, hal ini akan membuatnya stress, jenuh dan bosan tapi atur lah batas waktu anak dalam belajar misalnya dengan memberi jeda waktu atau jam istirahat selama belajar. Tidak hanya di sekolah yang harus ada istirahatnya, anak belajar di rumah juga harus seperti itu, hal ini dilakukan agar daya konsentrasi anak agar dapat kembali seperti semula.
Tipe Belajar Anak
Seperti apa tipe belajar anak Anda? Bagaimana cara anak dalam belajar? Apakah dengan cara mendengarkan si anak lebih mudah menerima pelajaran atau dengan cara visualisasi yaitu dengan cara memperlihatkan. Jika Anda belum bisa mengetahui tipe belajar anak, coba lah tanyakan belajar seperti apa yang mereka inginkan.
Dengan menyesuaikan keinginan anak dalam belajar maka mereka tidak akan pernah bosan dalam belajar.
Jelaskan Manfaat Belajar pada Anak
Ini langkah terakhir yang bisa Anda lakukan, berilah penjelasan tentang manfaat belajar, tujuan belajar, dan hasil yang akan didapat dengan belajar yang menyangkut kehidupannya kelak. Tanamkan persepsi belajar ini secara baik jangan sampai ada persepsi dari luar yang banyak mengatakan kalau belajar tidak bisa membuat orang menjadi sukses kelak. Jangan biarkan anak terpengaruh dengan lingkungan luar, pengaruhi anak dengan persepsi yang baik. Khalifah Ali bin Abi Thalib R.A. pernah berwasiat, “Ilmu lebih utama dari pada harta, karena ilmu adalah warisan para nabi.Adapun harta adalah warisan Qarun, Fir’aun, dan lainnya. Ilmu lebih utama dari harta karena ilmu itu menjaga kamu, sedangkan harta kamulah yang menjaganya.”
Al-Qur’an ada Pilihan utama dalam belajar
Ciptakan suasana yang selalu ada dengan Al-Qur'an. Misalnya; memperdengarkan murattal dan mendekatkan anak dengan orang-orang yang juga suka mengaji atau membaca Al-Qur'an. Berilah penjelasan kepada anak mengenai kelebihan orang yang suka membaca Al-Qur’an
Disiplin dan Konsisten
Disiplin dan Konsisten
Disiplin dan konsisten dalam membiasakan dan mengajarkan anak mengaji. Jika anak sedang tidak mood, berilah rangsangan agar anak mau belajar membaca. Inovatiflah mengelola mood anak dengan memvariasikan tutorial pembelajaran. Bisa dengan suasana santai, dan tak memberatkan anak
Sabar dan Kreatif Belajar Mengaji
Apabila nyatanya anak belum lancar mengaji, ajarkanlah dengan berangsur-angsur dan dengan kesabaran ekstra. Gunakan metode pembelajaran yang variatif jadi tak membikin anak jenuh. Kini ini tak sedikit sekali perkembangan tutorial membimbing anak dan juga media pembelajaran yang terus beragam. Pastinya ini menjadi berita gembira bagi Kamu sebab dengan demikian, tugas Kamu bakal terbantu dengan keberadaan media-media tersebut.
Rewards
Berbagi apresiasi setiap kali anak meperbuat faktor baik dan mengaji dengan baik. Bukan berarti orang tua wajib memberbaginya piala sebagai bentuk penghargaan. Sebab apresiasi yang dimaksudkan merupakan sesuatu yang sifatnya tulus dan menentramkan. Jadi anak merasa butuh untuk mengulangnya kembali di lain waktu supaya memperoleh apresiasi yang serupa.
Melatih anak untuk meperbuat hal-hal baik itu pasti menjadi sesuatu yang tak bisa disepelekan. Sebab erat kaitannya dengan pembangunan karakter anak hingga nanti ketika anak dewasa, karakter baik tersebut telah tertanamkan ke dalam jiwanya. Apalagi untuk menanamkan pembiasaan mengaji pada anak membutuhkan keseriusan, kesabaran dan perhatian orangtua. Dengan mengajari anak membaca al-Qur'an, pastinya para orangtua juga wajib terlebih dahulu bisa membaca Al-Qur'an. Sebab apabila orangtuanya saja tak cakap membaca Al-Qur'an, bagaimana hendak menyuruh anak mengaji? Orang tua adalah guru yang baik, untuk itu mulailah dulu dari orang tua atau diri sendiri, lalu mulai menularkannya terhadap anak. Menanamkan kebiasaan baik terhadap anak, wajib dari hati. Tak tersedia unsure paksaan apalagi hingga mendzolimi hak anak. Demikianlah agar anak suka mengaji lakukan beberapa cara yang telah disebutkan diatas. (slh)
Berbagi apresiasi setiap kali anak meperbuat faktor baik dan mengaji dengan baik. Bukan berarti orang tua wajib memberbaginya piala sebagai bentuk penghargaan. Sebab apresiasi yang dimaksudkan merupakan sesuatu yang sifatnya tulus dan menentramkan. Jadi anak merasa butuh untuk mengulangnya kembali di lain waktu supaya memperoleh apresiasi yang serupa.
Melatih anak untuk meperbuat hal-hal baik itu pasti menjadi sesuatu yang tak bisa disepelekan. Sebab erat kaitannya dengan pembangunan karakter anak hingga nanti ketika anak dewasa, karakter baik tersebut telah tertanamkan ke dalam jiwanya. Apalagi untuk menanamkan pembiasaan mengaji pada anak membutuhkan keseriusan, kesabaran dan perhatian orangtua. Dengan mengajari anak membaca al-Qur'an, pastinya para orangtua juga wajib terlebih dahulu bisa membaca Al-Qur'an. Sebab apabila orangtuanya saja tak cakap membaca Al-Qur'an, bagaimana hendak menyuruh anak mengaji? Orang tua adalah guru yang baik, untuk itu mulailah dulu dari orang tua atau diri sendiri, lalu mulai menularkannya terhadap anak. Menanamkan kebiasaan baik terhadap anak, wajib dari hati. Tak tersedia unsure paksaan apalagi hingga mendzolimi hak anak. Demikianlah agar anak suka mengaji lakukan beberapa cara yang telah disebutkan diatas. (slh)