"Orang yang ingin berjumpa dengan Tuhannya, maka hendaklah ia beramal shaleh dan tidak mempersekutukan apa pun dalam beribadah kepada Tuhannya" (QS. al-kahfi [18];10)
Abu Hamid al-Ghozali, dalam Ihya 'Ulumuddin, bertutur: Seorang ahli ibadah mendengar kaumnya menyembah pohon. Maka, dia bermaksud menebangnya. Melihat hal itu, iblis berkata, "Jika engkau menebangnya, maka orang-orang akan menyembah pohon yang lainnya. Kembalilah saja ke tempat ibadahmu". Ahli ibadah itu berkata, "Pohon itu harus ditebang." Dia berkelahi dengan iblis dan dapat mengalahkannya. Iblis lalu berkata, "Engkau ini orang miskin. Kembalilah ketempat ibadahmu. Nanti kuberikan dua dinar setiap malam dan kuletakkan di bawah bantalmu. Bukankah engkau sendiri tidak berdosa, karena engkau tidak menyembah pohon itu? Dan bukankah jika Allah menghendaki, maka Dia akan mengirim orang lain menebangnya?" Ahli ibadah itu berkata, "Benar juga. Baiklah."
Keesokan hari, dia menemukan dua dinar di bawah bantalnya. Tapi, pada hari yang kedua, dia tidak menemukannya. Maka, dia pergi untuk menebang pohon itu. Di tengah jalan, dia dihadang iblis. Mereka berkelahi lagi. Kali ini, ahli ibadah itu kalah. Dia bertanya, "Kenapa pada perkelahian pertama aku dapat mengalahkanmu sedangkan kali ini aku kalah?" Iblis menjawab, "Dahulu engkau marah karena Allah. Kali ini engkau marah karena dua dinar." Wallahu 'alam bi-showab