Foto:Cilecenter |
RamahNUsantara, Jakarta - Pengalaman ke dua menunaikan ibadah haji. Prosesnya juga tidak jauh berbeda dengan menunaikan ibadah Umrah.
Yakni, karena KEHENDAK ALLAH, namun perjalanannya agak panjang
Ceritanya, pada Tahun 2008, saya diajak menerbitkan majalah internal Direktorat Jenderal Penyelengaraan Haji dan Umrah (Ditjen PHU), yaitu,Majalah Realita Haji Indonesia (Sekarang menjadi Majalah Realita Haji) oleh Amin Akkas, pejabat Eselon III Ditjen PHU.
Tanpa proses yang berbelit-belit, akhirnya saya menjabat sebagai Redaktur di majalah internal tersebut. Walau tugas riilnya, menerbitkan majalah tersebut bersama Musthofa Helmi, mantan wartawan Majalah Berita Mingguan Tempo.
Semua isi majalah, kami berdua yang mengisinya dibantu seorang petugas disain grafis. Maka terbitkah majalah itu.
Lucunya, saya yang belum pernah menunaikan ibadah haji, harus menulis tentang haji di Majalah Realita Haji Indonesia. Akhirnya, saya sering jadi bahan lucuan staf atau pejabat di lingkungan Ditjen PHU.
“Belum pernah menunaikan ibadah haji kok jadi Redaktur Majalah haji”, begitu biasanya mereka bercanda kalau ketemu. Sementara Musthofa Helmi udah pernah menunaikan ibadah haji.
Tahun ke tiga, musim haji 2010, saya mengajukan diri sebagai petugas Media Center Haji (MCH) Kementerian Agama untuk meliput kegiatan penyelenggaraan ibadah haji selama musim haji.
Saya temui Kabag Perencanaan dan Informasi, Sekretariat Ditjen PHU, Ali Rokhmat, Pimred Majalah Realita Haji, agar saya ditugaskan sebagai petugas MCH, tetapi dia menolaknya.
Musim haji 2011, kembali saya mengajukan diri menjadi petugas MCH untuk meliput penyelenggaraan ibadah haji. Saat itu, Majalah Realita Haji ditangani Kasubdit Siskohat (Sistem Informasi dan Kordinasi Haji Terpadu), Amin Akkas dengan Sekretaris Pelaksana, Affan Rangkuti.
“Jangan musim haji tahun ini. Tahun depan (2012), kita akan tarik MCH dari Kemenag ke Ditjen PHU. Jadi, MCH itu kita akan tangani dan teman-teman Majalah Realita Haji bisa menjadi petugas MCH”, kata Affan.
Ternyata, Tahun 2012 rencana itu tidak jalan. MCH tetap berada dibawah Kepala Biro Humas Kemenag. Saya serta staf Majalah Realita Haji lainnya tidak bisa menjadi petugas MCH, sampai saat ini. Baca Kisah Selanjutnya