 |
Kyai Arifin Junaidi menyampaikan,"Mendampingi ketum PBNU membicarakan kemungkinan kerjasama bidang pendidikan disabilitas, khususnya tuna netra antara yayasan tersebut dengan PBNU, dalam hal ini LP Ma'arif NU", ungkap, Kyai Arjuna sapaan nyentrik ketua LP Maarif PBNU.
"Yayasan Raudlatul Makfufin mempunyai program program kursus antara lain pemberantasan buta huruf Al Qur'an, pesantren, madrasah, pengadaan Al Qur'an Braille dan program lainnya. Sedangkan LP Ma'arif NU concern dalam pendidikan disabilitas yang diwujudkan dalam bentuk pendidikan inklusi, yang tahap pertama dilaksanakan di Jawa Tengah, bekerjasama dengan UNICEF", ungkapnya lagi.
Dalam hal ini, ketua Umum PBNU menyatakan, "NU akan mengangkat isyu disabilitas dalam Munas Konbes NU 23-25 November mendatang di Lombok NTB. Regulasi tentang disabilitas penting untuk memastikan terpenuhinya hak warga dan persamaan di muka umum", tegas kyai Said Aqil.
Ketua Umum PBNU menginstruksikan semua fasilitas yang dimiliki NU; madrasah/sekolah, masjid, Rumah Sakit dan lainnya, harus ramah disabilitas.
"Disabilitas bukan kekurangan yang perlu disesali berkepanjangan. Buktinya Gus Dur dengan keterbatasan penglihatannya bisa jadi Presiden RI.", kata Kiai Said Agil.
"Untuk menunjukkan concern NU kepada isyu disabilitas, saya mengusulkan agar ada lembaga khusus yang menangani disabilitas, karena penanganan disabilitas memerlukan treatment khusus. Dulu ada LSM (Lembaga Sosial Mabarrot) yang menangani disabilitas. Tapi kini kaum disabilitas di lingkungan NU mencari jalannya sendiri, baik dalam beragama maupun bermasyarakat dan berbangsa, sehingga sering ketemu dengan ajaran ajaran yang tak sesuai dengan ideologi NU", tutup Kyai Arjuna. (susanto)
