Foto: RamahNUsantara (7/10/17) |
RamahNUsantara, Bandar Lampung - Lembaga Lajnah Ta’lif Wan Nasyr Nahdlatul Ulama (LTNU NU) menggelar pelatihan jurnalistik kepada Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Universitas Lampung (Unila) di gedung PWNU Lampung, Jalan Cut Meutia, Telukbetung Utara (TbU), Sabtu (7/10/17).
Selain kader PMII Unila, kegiatan itu juga dihadiri oleh kader PMII Darmajaya, PMII Universitas Bandar Lampung, dan lainnya.
Jurnalis senior, Fadilasari mengatakan, pelatihan ini sengaja digelar untuk menciptakan kader-kader PMII yang pandai mengaplikasikan ide dan gagasannya dalam sebuah tulisan.
“Pelatihan ini merupakan bagian dari program jangka panjang PWNU Lampung untuk menciptakan kader-kader dari keluarga besar Nahdlatul Ulama yang bisa menulis,” kata Fadilasari yang kerap disapa Ila ini dalam sambutannya.
“Kita berharap semua kader lembaga dan badan otonom bisa menulis, paling tidak untuk dirinya sendiri. Dan kebetulan hari ini menjadi kesempatan dari PMII,” tambah mantan jurnalis Metro TV ini.
Ketua IKA PMII Lampung Noverisman Subing berharap kader PMII dapat menimba ilmu sebaik-baiknya dalam pelatihan ini.
“Siapa tahu nanti berkeinginan menjadi seorang jurnalis. Karena jadi wartawan itu enak, bisa banyak ilmu dan banyak kawan. Saya karena (dulunya) jadi wartawan, bisa jadi wakil bupati dan sekarang menjadi anggota DPRD,” kata pria yang karib disapa Nover ini saat memberi sambutan dalam pembukaan pelatihan tersebut.
Sekretaris PWNU Lampung, Aryanto Munawar, bercerita tentang bagaimana ‘kekuatan’ seorang jurnalis - dengan tulisannya – dapat membuat sebuah perubahan di dunia.
“Dulu wartawan sangat sedikit dan terbelenggu dengan larangan-larangan. Tapi sekarang, wartawan sangat banyak dan bebas menuangkan isi pikirannya,” kata Bang Ary – panggilan akrabnya.
Sayangnya, kata Bang Ary, saat ini tidak semua wartawan berdiri dalam pondasi yang benar. Bahkan, tak sedikit yang mengorbankan idealismenya dengan materi duniawi.
“Untuk itulah kita berharap dari pelatihan ini tidak saja menghasilkan kader yang pandai menulis tapi juga idealis,” harapnya. (ilo)
Sumber: nulampung.or.id