Foto: RamahNUsantara (4/10/17) |
RamahNUsantara, Jakarta -
بُلُوْغُ الْمَرَامِ مِنْ جَمْعِ اَدِلَّةِ الْاَحْكَام
ِ لِلْاِمَامِ الْحَافِظ ابْن حَجَر الْعَسْقَلَانِي الشَّافِعِي رحمه الله تعالى
ﻛﺘﺎﺏ ﺍﻟﻄﻬﺎﺭﺓ
ﺑﺎﺏ ﺍﻟﻤﻴﺎﻩ
Bab
Macam Macam Air
١٢ - ﻭﻋﻦ ﺃﻧﺲ ﺑﻦ ﻣﺎﻟﻚ - ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ - ﻗﺎﻝ: ﺟﺎﺀ ﺃﻋﺮﺍﺑﻲ ﻓﺒﺎﻝ ﻓﻲ ﻃﺎﺋﻔﺔ ﺍﻟﻤﺴﺠﺪ, ﻓﺰﺟﺮﻩ ﺍﻟﻨﺎﺱ, ﻓﻨﻬﺎﻫﻢ ﺍﻟﻨﺒﻲ - ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ - ﻓﻠﻤﺎ ﻗﻀﻰ ﺑﻮﻟﻪ ﺃﻣﺮ ﺍﻟﻨﺒﻲ - ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ - ﺑﺬﻧﻮﺏ ﻣﻦ ﻣﺎﺀ; ﻓﺄﻫﺮﻳﻖ ﻋﻠﻴﻪ. ﻣﺘﻔﻖ ﻋﻠﻴﻪ
12. Anas bin Malik ra bercerita : Ada seorang pelosok kampung datang lalu kencing di pojokan masjid, maka para sahabat mencegahnya, tetapi Nabi saw mencegah mereka. Lalu ketika sudah menyelesaikan kencingnya, nabi saw memerintahkan seorang untuk mengambil seember air, lalu disiramkan atasnya.
Hadits Muttafaq alaih
Pelajaran-pelajaran hadits :
1. Kencing manusia itu najis, dan hal ini adalah ijma' ulama.
2. Bumi/tanah bila terkena najis dapat menjadi suci dengan air sebagaimana barang barang lain yang terkena najis.
3. Keharusan memuliakan masjid. Karena sesungguhnya setelah orang pelosok kampung tersebut menyelesaikan kencingnya, lalu Nabi saw memanggilnya dan bersabda : "Sesungguhnya masjid masjid tidak pantas dikotori tidak pula dikencingi, akan tetapi masjid itu untuk berdzikir kepda Allah dan membaca AlQuran. Dan ketika Para sahabat segera mengingkari perbuatan tersebut nabi menyetujuinya dan memerintahkan untuk bersikap lembut".
4. Keharusan bersikap lembut kepada orang bodoh (tidak tahu) dan menghindari kekerasan.
5. Menerapkan akhlaq mulia yang dicontohkan Nabi saw dan kelembutan beliau terhadap orang yang sedang belajar.
6. Menjauh dari halayak itu, untuk orang yang akan buang air besar tidak untuk buang air kecil. Sungguh Nabi saw pernah buang air kecil dan menjadikan seseorang berdiri dibelakangnya untuk menutupinya.
7. Mencegah bahaya/resiko yang lebih besar didahulukan dari pada bahaya/resiko yang lebih kecil. Bila para sahabat dibiarkan mencegahnya maka kemungkinan orang tersebut akan lari sambil kencing dan mengotori lebih banyak tempat.
8. Cara Mensucikan baju baju yang terkena najis adalah dengan cara baju baju lebih dahulu dikumpulkan di ember lalu air dituangkan kedalamnya. Selama air tersebut belum berubah warna bau rasa dan belum terpisah dari pakaian yang sedang dicuci maka airnya masih suci mensucikan. "والله اعلم"
Penulis:
Ustadz Ahmad Ruchi Ghozali
(Syuriah PCNU Jakarta Timur)