BACA TERKINI

ads header

Jumat, 13 Maret 2015

KULIAH SUBUH

1
KH. MUHAMAD SOLEH
Firman Allah dalam surat ath-Thuur ayat 21 : “Dan orang-orang yang beriman dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya”.


Ayat ini menjelaskan kepada kita tentang keberuntungan bagi orang-orang yang beriman jika mereka mempunyai keturunan atau generasi penerus yang beriman. Walaupun amal para generasi mereka berbeda maka Allah akan mengumpulkan mereka bersama, menyamakan derajat dan kemulian mereka. Menurut para ulama, begitu pula orang-orang yang mengikuti Gurunya dalam keimanan, maka ia akan dikumpulkan bersama gurunya meskipun amalnya tidak sama dengan amal gurunya. Alhamdulillah kita sudah dipertemukan dengan Pangersa Abah Anom. Beliau membimbing kita dengan dzikrullah untuk memperkokoh, mempertebal, meningkatkan keimanan kita.

Ada seorang Badui datang menemui Rasulullah dan bertanya tentang kapan kiamat datang? Maka Nabi tidak menjawab, malah bertanya kembali. Apa yang sudah kamu siapkan untuk hari kiamat tersebut? Orang Badui itu menjawab aku mempersiapkan cinta kepada Allah dan Rasul-Nya. Maka Rasul menjawab : Sesungguhnya engkau akan dikumpulkan bersama orang-orang yang engkau cintai. Imam Anas bin Malik yang menyaksikan ini berkata : Aku tidak pernah merasa gembira seperti gembiranya aku mendengar hadits Rasulullah saw. tersebut. Kemudian Anas berkata : Aku mencintai Allah dan Rasul-Nya dan kepada Abu Bakar dan Umar meskipun aku belum bisa beramal seperti mereka.

Hidup dan mati, rezeki, jodoh, bahagia dan celaka sudah ditentukan oleh Allah sejak kita berusia 4 bulan di dalam kandungan. Tetapi Allah memberikan kepada kita bimbingan-Nya melalui para Nabi dan Rasul serta kitabnya bahwa alat keberuntungan dan kebahagian kita adalah Laa ilaaha illallaah. Ada 7 macam manusia bahagia dan celaka. Yang tujuh itu bagian dari 3 golongan seperti dalam surat al-Waaqi’ah : 7-10. “Dan kamu menjadi 3 golongan (7). Yaitu golongan kanan. Alangkah mulianya golongan kanan itu (8). Dan golongan kiri. Alangkah sengsaranya golongan kiri itu (9). Dan orang-orang yang paling dahulu beriman (10).
Golongan yang celaka ada 2 yaitu : 1. Orang-orang yang kufur kepada Allah Swt. 2. Orang-orang yang munafik. Meskipun mereka orang-orang yang celaka tetapi masih ada kesempatan untuk bertobat dan mendapat pengampunan dari Allah sebelum ruh mereka sampai di tenggorokan. Kita bersyukur, secara i’tiqad kita tidak kufur tetapi dalam hati kita masih ada syirik/kufur Khofi. Alat untuk membersihkannya adalah dzikrullah. Seperti dalam kitab Miftahus Shudur susunan Pangersa Abah Anom dikatakan bahwa Kalimat Thoyibah ini bisa membersihkan orang yang berdzikir dari syirik Jali yaitu kufur i’tiqod dan syirik khofi yang disebut riya.

Orang munafik itu orang islam yang dalamnya kafir. Kalau kita melihat mesjid Nurul Asror, ada hadits Nabi mengenai munafik ini yang ditulis di atas jam dinding: “Berlindunglah kamu dari khusyu munafik. Sahabat bertanya, ya Rasulullah apa yang dimaksud dengan khusyu munafik itu? Itulah orang yang khusyu badanya tapi hatinya munafik (lupa kepada Allah)”. Barang siapa yang memperbanyak dzikrullah maka dia akan sembuh dari sifat munafik itu”. Yang dimaksud banyak/sedikit berdzikir adalah : 1. Sudah dzikir tapi banyak lupanya. 2. Banyak dzikirnya daripada lupanya. 3. Orang yang sudah banyak dzikirnya, setiap saat tidak pernah lupa. 4. Sama sekali tidak berdzikir. Hati orang yang tidak pernah berdzikir seperti racun. Orang yang sudah berzikir tapi banyak lupanya seperti penyakit, harus disembuhkan. Orang yang banyak dzikirnya seperti makanan, disukai banyak orang. Orang yang sudah penuh hatinya dengan dzikir seperti obat. Biarpun jauh dicari, meskipun mahal dibeli.

Alhamdulillah kita sudah bertemu dengan Pangersa Abah Anom yang telah mengajarkan dzikir. Sehingga hati kita yang gelap telah diterangi dengan dzikir, meningkat banyak lupanya daripada ingatnya, meningkat menjadi banyak dzikirnya daripada lupanya. Alhamdulillah. Sayyidina Umar bin Khatab ra. bisa kita contoh bagi kita. Beliau mendatangi salah seorang Sahabat yaitu Hudzaifah al-Yamani ra. untuk meneliti apakah dirinya termasuk orang yang munafik. Hudzaifah adalah Sahabat yang dijuluki Sohibus sirri Rasulillah saw. Kemudian Hudzaifah mengatakan bahwa Umar tidak termasuk orang yang munafik, tetapi Umar menangis karena khawatir kalau-kalau penilaian Hudzaifah itu salah. Imam Hasan al-Basri mengatakan bahwa “Seseorang yang merasa dirinya takut termasuk orang munafik berarti itulah orang yang imannya baik, artinya terbebas dari sifat munafik. Begitupun sebaliknya”.

Ashabul Yamin adalah:
(1). Orang yang amal baiknya sedikit tapi amal buruknya banyak tapi tidak munafik, hanya banyak dosanya. Istilah sekarang ES-TE-EM-JE; Sudah Tahu Maksiat Jalan terus. Orang ini termasuk orang yang bahagia juga.
(2). Orang FIFTY-FIFTY. Kebaikan dan keburukan sama banyaknya. Orang inipun termasuk orang yang akan mendapat ampunan dari Allah. Karena kebaikan dibalas dengan sepuluh dan keburukan dibalas dengan satu.
(3). Orang yang kebaikannya lebih banyak daripada keburukannya. As-Sabiqun adalah orang yang mencintai dan dicintai Allah.

Merekalah orang yang mendapatkan bimbingan dari seorang Syekh Mursyid sehingga selalu berdzikir seperti sabda Nabi : “Tanda cinta kepada Allah adalah cinta dzikir”. Al-Mahbub adalah orang yang dicintai Allah seperi Syekh Abdul Qodir Jailani Qs. yang mendapat surat dari Allah ketika akan menghadapi azalnya. Mudah-mudahan kita dijadikan orang-orang yang mencintai Allah, Rasulnya, walinya dan Guru Mursyid. Amiin. http://suryalaya.net/urgensi-dunia-tasawuf/
Author Image
AboutKhazanah Islam

Soratemplates is a blogger resources site is a provider of high quality blogger template with premium looking layout and robust design

1 komentar:

  1. sip...
    sangat berguna
    (Samsul Maarif Widoro Trenggalek Jatim)

    BalasHapus